Kopi pertama kali ditemukan oleh penggembalakambing bernama Kaldi pada abad ke-19 di Etopia. Pertama kali ia menemukan biji dari sebuah pohon kopi yang ia berikan kepada kambingnya. Setelah itu, biji tumbuhan tersebut memberikan efek menyegarkan kambing dan membuatnya tidak mau tidur ketika malam hari. Kaldi memberi tau kepala biarawan di biara lokal mengenai kejadian tersebut.
Lalu kepala biara mendapat ide untuk mengeringkan biji tumbuhan tersebut dan merebusnya menjadi minuman. Ia kemudian menggunakan cara lain untuk mengolahnya, yaitu dengan menaruh biji kopi tersebut ke dalam api yang menimbulkan aroma semerbak, yang merupakan awal mula dari roasted coffee. Kemudian kopi panggang itu ditumbuk atau digerus lalu diseduh dengan air panas, yang kemudian menjadi secangkir kopi pertama di dunia.
Sejak saat itu, orang-orang mulai banyak yang menyukai kopi dan beberapa negara bahkan menjadi penyedia komoditi kopi terbesar di dunia. Berdasarkan International Coffee Organization, beberapa negara tersebut adalah Brazil di tingkat pertama, diikuti dengan Vietnam, Kolumbia, Indonesia dan Etopia di urutan kelima.
Indonesia ada di peringkat keempat sebagai produsen kopi terbesar di dunia, hal tersebut karena kekayaan jenis kopi dan kesuburan tanah Indonesia. Setiap tahunnya, negara kita dapat menghasilkan 600.00 ton kopi pertahunnya. Tanah Indonesia merupakan jenis tanah yang ideal untuk kopi dapat tumbuh dengan baik. Begitu banyak jenis kopi asal daerah tanah air kita, diantaranya, kopi gayo, kopi luwak, kopi toraja, kopi kintamani, kopi jawa, dan sebagainya. Perbedaan dari kopi-kopi tersebut pastinya terletak pada perbedaan eksotik rasa mereka, dan tingkat asam atau acidity yang dikandung. Kopi gayo misalnya, mempunyai tingkat asam yang rendah dan memiliki kepahitan yang kuat, kopi kintamani memiliki keunikan rasa buah yang tidak dimiliki oleh rasa kopi dari daerah manapun, sementara kopi jawa memiliki wangi rempah yang bercita rasa kelas dunia. Begitulah perbedaan dan keunikan dari kopi-kopi daerah tersebut.
Peminum kopi dapat menyesuaikan dari tingkat toleransi keasaman dan kepahitan dari masing-masing kopi tersebut untuk menemani kegiatan sehari-hari. Bagi beberapa orang yang menjalani aktivitas rutin sehari-hari memiliki ketergantungan terhadap kopi dan kandungan kafein didalamnya. Sebagian orang beranggapan kafein dapat memberikan rasa segar dan menghindari kantuk.
Bahan-bahan yang terdapat pada kopi berdasarkan The Institute for Scientific Information on Coffee (ISIC) ialah kafein, antioksidan dan diterpenes. Kandungan antioksidan dalam kopi memberikan kebaikan untuk tubuh karena melindungin sel-sel tubuh dari penuaan. Bahan lainnya ialah bahan aktif yang memiliki konsentrasi yang tinggi yaitu kafein. Secangkir kopi mengandung kafein sekitar 75-100mg. Kafein juga banyak ditemui di berbagai jenis tumbuhan seperti biji coklat, biji kola, serta daun teh dan kopi, yang paling populer.
Kafein adalah senyawa alkaloid xantina, berbentuk kristal dan memiliki rasa yang pahit. Zat ini akan membuat Anda fokus dan berkonsentrasi serta mencegah timbulnya rasa lelah. Kafein juga bisa didapat dari berbagai tumbuhan atau biji-bijian selain kopi. Kafein termasuk kedalam kategori obat-obatan karena menstimulasi sistem saraf pusat dan meningkatkan kewaspadaan serta konsentrasi.
Untuk orang-orang yang mengkonsumsi kafein rutin harus berhati-hati, karena dapat mempengaruhi sensivitas Anda terhadap kafein. Semakin banyak konsumsinya setiap hari, maka akan membuat Anda “kebal”. Hal itu berakibat Anda harus mengkonsumsi lebih banyak kafein untuk mendapatkan efek yang sama.
Selain didapatkan dari kopi, kafein juga terkandung dalam beberapa minuman dan makanan lainnya, seperti cokelat seduh (60 mg), es krim (30-45 mg), yogurt beku (30-45mg), sereal (11mg). Seperti yang sudah dijelaskan diatas, kandungan kafein pada kopi adalah 75-100mg, namun ternyata ada makanan dan minuman yang memiliki kafein setara atau lebih dari kopi, diantaranya ialah energy bars (75mg), minuman berenergi (50-357mg), teh seduh (40-120mg), minuman bersoda (22-115mg).
Selain bisa didapatkan dari kopi dan beberapa jenis makanan yang sudah disebutkan diatas, kafein pun bisa menjadi obat. Bisa menjadi obat apakah kafein? Apakah bisa dijual dan dibeli secara bebas? Sebelumnya, kafein adalah obat stimulan sistem saraf pusat, dapat berbentuk tablet, kapsul, obat hisap, oral ataupun berupa injeksi. Jenis kafein yang terdapat dalam minuman kopi yang dijual bebas sama dengan pada kandungan jenis obat-obatan yang sudah dijelaskan diatas. Kafein memang legal dan tidak dibatasi penggunannya di seluruh dunia. Selain untuk menghilangkan rasa sakit, kafein juga dapat menyembuhkan asma, ADHD, tekanan darah rendah, sakit kepala sebelah, dan juga penurun berat badan. Namun, seperti obat-obatan pada umumnya, konsumsi kafein juga dapat menimbulkan efek samping lainnya seperti gugup, muntah, tremor, ketegangan otot, gelisah, dan lain-lain.
Adapun beberapa efek dari kafein yang belum Anda ketahui, diantaranya ialah:
- The European Food Safety Authority (EFSA) menyebutkan bahwa konsumsi per hari kafein lebih dari 400mg perhari tidak menaikkan resiko kesehatan untuk orang dewasa yang tidak sedang mengandung. Konsumsi per hari nya pun tidak memberikan resiko untuk setiap 200mg untuk ibu menyusui atau wanita yang sedang mengandung.
- Konsumsi kafein pun dapat meningkatkan performa fisik dalam menjalani olahraga berat dan mengurangi nyeri otot setelah olahraga. Penelitian menunjukan kafein dapat memperpanjang latihan aerobik selama lima menit, seperti bersepeda atau lari. Pada suatu penelitian kafein juga dapat membantu latihan anaerobic jangka pendek untuk atlet atau tim olahraga.
- Menstimulasi produksi energi dan meningkatkan aliran darah ke otot dan jantung karena meningkatkan produksi adrenalin dan menahan reseptor adenosine yang ada di otak –adenosine merupakan penyebab lelahnya otak dan tubuh.
- Kafein bekerja sekitar 20-30 menit setelah dikonsumsi. Agar lebih maksimal, konsumsi kafein sebelum power nap sewaktu Anda beraktivitas. Ketika bangun tidur Anda akan merasa segar recharged.
- Kandungan kafein dalam daun teh lebih tinggi daripada biji kopi. Tetapi, karena proses pembuatan teh yang berbeda seperti kopi, kandungannya pun menjadi tidak lebih kuat dari kopi.
- Tingkat toleransi per individu berbeda satu dengan lainnya terhadap konsumsi kafein. Konsumsi yang terlalu banyak dapat menyebabkan tubuh mengirimkan sinyal seperti gemetaran, jantung berdebar lebih cepat, sakit kepala dan sulit tidur akut.
- Pada penelitian di Johns Hopkins, konsumsi kafein dapat meningkatkan ingatan kognitif jangka panjang melalui tes pada koresponden penelitian tersebut.
- Jangan konsumsi lebih dari empat gelas kopi dalam sehari. Empat gelas sudah ambang batas maksimal konsumsi kafein perhari.
- Memanggang biji kopi dapat menurunkan kadar kafeinnya. Oleh karena itu biji kopi panggang dengan warna paling gelap memiliki kadar kafein terendah.
Berdasarkan The World of Caffeine, orang-orang Eropa mendapatkan asupan kafein mereka dari coklat, bukan dari kopi. Kandungan kafein dari coklat ini sudah ditemukan 50 tahun sebelum kafein pada kopi dan teh ditemukan.