Sprei yang kita gunakan untuk tidur setiap malam menjadi tempat berkumpulnya bakteri, sisa-sisa keringat dan sel-sel kulit mati. Jika tidak diganti secara rutin, Anda bisa mengalami berbagai masalah kesehatan seperti alergi baik alergi kulit maupun alergi pernapasan. Lantas, seberapa sering harus ganti sprei?
Pertimbangan yang Harus Diperhatikan untuk Mengganti Sprei
Sebelum mengetahui seberapa sering harus ganti sprei menurut pakar kesehatan, perlu diketahui bahwa frekuensi penggantian sprei dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Apa saja?
Pertimbangkan Faktor Penggunaan
Salah satu faktor yang menentukan seberapa sering harus ganti sprei adalah seberapa sering kita menggunakannya. Kalau kamu tidur di ranjang yang sama setiap hari, disarankan untuk menggantinya seminggu sekali. Penggunaan yang intensif akan meningkatkan risiko kotoran dan kuman menumpuk di sprei. Ini bisa berdampak negatif pada kesehatan Anda.
Cek Kondisi Fisik Sprei
Hal berikutnya yang perlu Anda perhatikan adalah kondisi fisik sprei yang Anda gunakan. Jika Anda melihat noda yang susah dihilangkan atau kerusakan lainnya, mungkin sudah saatnya untuk mengganti sprei tersebut. Sprei yang sudah robek dapat menjadi tempat idela bagi bakteri untuk berkembang biak dan bisa berpengaruh pada kesehatan Anda.
Musim atau Cuaca
Musim dan cuaca yang sedang terjadi juga berpengaruh pada seberapa sering sprei harus diganti. Pada musim panas yang lembap, keringat lebih mudah menyerap ke sprei. Oleh karena itu di musim ini disarankan untuk lebih sering mengganti sprei. Mungkin dua kali seminggu. Sebaliknya di musim hujan yang lebih sejuk, frekuensi penggantian sprei bisa diganti.
Kondisi Kebersihan Tubuh
Kebersihan tubuh juga berperan dalam menentukan seberapa sering sprei harus diganti. Jika Anda rutin mandi sebelum tidur dan menjaga kebersihan tubuh, sprei kemungkinan akan bersih lebih lama. Tapi bagi Anda yang aktif atau memiliki kegiatan fisik yang tinggi, sprei mungkin perlu diganti lebih sering.
Pilihan Bahan Sprei yang Digunakan
Selain beberapa faktor di atas, hal lain yang bisa bisa memengaruhi frekuensi penggantian sprei adalah bahan yang digunakan untuk pembutana sprei. Sprei yang dibuat dengan menggunakan bahan yang berkualitas tinggi dan mudah dicuci mungkin bisa bersih lebih lama daripada yang murah dan sulit dicuci. Berinvestasi dengan membeli sprei berkualitas adalah cara jangka panjang untuk menghemat pengeluaran. Selain tidak perlu terlalu sering mencuci, Anda bisa menggunakannya jangka panjang karena tidak mudah rusak.
Rekomendasi Penggantian Sprei Menurut Pakar Kesehatan Kulit
Selain berbagai faktor di atas, kita juga perlu tahu bagaimana pendapat pakar kesehatan tentang seberapa sering sprei harus diganti? Sprei yang kotor sangat berpengaruh pada kesehatan kulit. Karena itu, pakar kesehatan kulit atau dermatologis bersertifikat Blair Murphy-Rose, MD merekomendasikan untuk mengganti sprei seminggu sekali.
Menurutnya, tempat tidur bisa menjadi sumber penyebab iritasi kulit. Penumpukan mikroba seperti bakteri, jamur, minyak, virus dan kotoran yang terkumpul di permukaan alas tidur bisa berkontribusi pada penyumbatan pori-pori, alergi, bau bahkan infeksi.
Karena itu, Murphy-Rose menyarankan untuk mandi sebelum tidur di malam hari dan menghapus makeup. Ini untuk mencegah kotoran menumpuk terlalu banyak dan mengharuskan Anda mengganti sprei lebih sering.
Itu dia penjelasan lengkap mengenai seberapa sering harus ganti sprei. Selain mengganti sprei, jangan lupa lengkapi waktu tidur Anda dengan perlengkapan tidur berkualitas berupa kasur busa dan bantal terbaik dari Inoac.