Pandemi masih belum berakhir tapi kita kembali dikagetkan dengan adanya temuan varian baru dari virus Covid-19, yaitu virus Omicron. Virus yang ditemukan di kawasan Afrika bagian selatan ini disebut-sebut memiliki tingkat penularan yang lebih tinggi. Benarkah virus Omicron ini lebih fatal dibanding varian yang sebelumnya?
Apa Itu Varian Virus Omicron?
Virus Omicron pertama kali diidentifikasi di Botswana dan Afrika Selatan. Keberadannya membuat kekhawatiran di kalangan ilmuan dan pejabat kesehatan masyarakat karena mutasi yang luar biasa tinggi. Ini berpotensi membuat virus lebih mudah menular dan vaksin yang sudah kita peroleh kemungkinan tidak bisa secara aktif menangkalnya.
Badan Kesehatan Dunia, WHO, menyebut bahwa varian virus Omicron ini perlu mendapat perhatian karena potensi risiko global yang ditimbulkannya sangat tinggi. Kasus ini sudah diidentifikasi di 20 negara sejauh ini termasuk Inggris, Italia, Belgia dan Belanda. Beberapa waktu lalu, kasus Omicron juga sudah terdeteksi di Amerika Serikat pada seorang pelancong yang kembali ke California setelah berkunjung ke Afrika Selatan.
Hal Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Virus Ini?
Untuk mencegah kabar simpang siur mengenai varian baru ini, pemerintah Indonesia juga berusaha memberikan sejumlah data yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat. Ada beberapa hal penting yang disampaikan dalam dokumen Kementerian Kesehatan yang dibawa dalam Rapat Koordinasi Perkembangan Penanganan Pandemi. Hal-hal tersebut antara lain adalah:
- Virus Omicron memiliki 30 mutasi yang bisa menyebabkan tingkat resistensi dan penularan antibodi. Pada akhirnya ini bisa menurunkan efektivitas vaksin yang sudah Anda terima
- Jika dilihat dari peningkatan risiko penularan dan kemampuan netralisasi bodi, tidak ditemukan adanya bukti bahwa varian ini bisa menyebabkan gejala yang lebih parah. Terutama bagi mereka yang sudah memperoleh vaksinasi penuh
- Dari segi gejala, virus Omicron memiliki kemiripan dengan varian yang sudah ditemukan sebelumnya. Beberapa orang yang terinfeksi bahkan tidak memiliki gejala
- Berdasarkan temuan, Omicron mungkin akan lebih cepat menular dibandingkan dengan varian Delta. Tak hanya itu, risiko re-infeksi pada orang yang sebelumnya sudah pernah tertular Covid-19 varian lain juga akan lebih tinggi
- Efek resistensi terhadap vaksin sampai saat ini belum diketahui.
Sampai saat ini belum ditemukan adanya kasus terkonfirmasi Omicron di Indonesia. Namun temuan dari negara tetangga yakni Australia hendaknya membuat kita semakin waspada. Pemerintah sendiri telah membuat kebijakan untuk mencegah masuknya Omicron ke Indonesia lewat surat edaran No. 23 tahun 2021 mengenai Penundaan Sementara Kedatangan WNA dari beberapa negara. Penyesuaian daftar negara juga akan terus dilakukan demi menghindari risiko yang lebih besar.
Di dalam negeri sendiri, langkah serupa juga dilakukan oleh Kementerian Dalam Negeri dengan kebijakan PPKM level 3 yang akan dilakukan mulai tanggal 24 Desember 2021 sampai tanggal 2 Januari 2022. Adanya imbauan ini diharapkan bisa meminimalisir penularan.
Meski belum secara resmi ditemukan di Indonesia, namun kewaspadaan kita tetap harus terjaga. Tetap memakai masker. Selain dengan mengikuti imbauan dari pemerintah terkait PPKM, langkah lain yang bisa Anda lakukan adalah tetap menjaga pola hidup sehat. Mulai dengan makan makanan bergizi, berolahraga dan istirahat yang cukup. Agar kualitas istirahat semakin baik, Anda juga harus memilih kasur tidur busa terbaik. Dengan gaya hidup yang sehat, berbagai penyakit bisa kita hindari.