Pada tahun 1963, Gordon Cooper mengemudikan penerbangan luar angkasa Merkurius yang terpanjang dan terakhir: Mercury-Atlas 9. Saat Cooper berada di luar angkasa dalam misi 34 jam, dia menjadi orang Amerika pertama yang menghabiskan sepanjang hari di luar angkasa dan orang pertama yang tidur di ruang angkasa.
Tidur di luar angkasa penuh dengan tantangan. Gravitasi mikro, kurangnya siklus siang-malam alami, dan kebisingan konstan dapat mengganggu pola tidur dan kualitas istirahat. Lantas, bagaimana astronot tidur di angkasa? Mari kita bahas selengkapnya dalam artikel ini!
1. Kabin Pribadi yang Nyaman
Seperti halnya kita yang memiliki ranjang, astronot tidur di angkasa dengan menggunakan ruang khusus. Para astronot memiliki “kabin tidur” pribadi, modul kecil yang dirancang untuk meminimalisir suara dan cahaya. Kabin ini dilengkapi dengan tempat tidur yang dimodifikasi dengan penahan untuk menjaga mereka tetap di tempat saat tidur. Jika tidak menggunakan penahan, mereka bisa saja mengalami cedera saat sedang tidur.
Kantong tidur khusus juga digunakan untuk memberikan kehangatan dan kenyamanan. Tidak seperti di kamar, dalam kabin tidur ini tidak ada yang namanya ‘bagian atas’ dan ‘bagian bawah’ karena secara teknis semuanya serba melayang (tidak ada gravitasi).
2. Meniru Siklus Siang-Malam
Di bumi, kita biasa tidur di malam hari dengan durasi tertentu dengan tambahan waktu tidur di siang hari. Di luar angkasa, Matahari terbit dan terbenam 16 kali sehari. Untuk meniru siklus alami 24 jam, astronot tidur di angkasa mengikuti jadwal tidur yang ketat dan menggunakan tirai khusus untuk mengatur pencahayaan di kabin mereka. NASA sendiri memiliki jadwal tidur khusus untuk astronotnya yakni 8-8,5 jam setiap hari.
Agar membantu mereka tidur lebih nyenyak, lampu redup berwarna merah digunakan sebelum tidur untuk membantu memproduksi melatonin, hormon yang mengatur tidur. Astronot juga mengalami mimpi dan mimpi buruk di angkasa, sama seperti kita di bumi.
3. Melawan Kebisingan
Stasiun Luar Angkasa (ISS) adalah tempat yang bising, dengan kipas, pompa, dan peralatan lainnya yang beroperasi terus menerus. Untuk mengatasi hal ini, astronot menggunakan penutup telinga atau headphone peredam bising untuk meredam suara dan mendapatkan tidur yang nyenyak.
4. Memantau Kesehatan Tidur
Hal berikutnya yang menarik tentang bagaimana astronot tidur adalah bagaimana kesehatan tidur mereka dipantau. Tidur astronot dipantau dengan cermat untuk memastikan mereka mendapatkan istirahat yang cukup dan berkualitas. Sensor melacak pola tidur mereka, dan mereka secara berkala mengisi jurnal tidur untuk mencatat pengalaman mereka.
Data ini penting untuk memahami dampak mikrogravitasi pada tidur dan mengembangkan strategi yang lebih baik untuk membantu astronot tidur nyenyak di luar angkasa.
5. Obat Tidur Sebagai Solusi Terakhir
Obat tidur umumnya dihindari karena dapat menyebabkan efek samping dan kecanduan. Namun, dalam beberapa kasus, obat tidur mungkin diresepkan untuk membantu astronot yang mengalami kesulitan tidur parah.
Tidur di luar angkasa mungkin bukan hal yang mudah, tetapi dengan bantuan teknologi, disiplin, dan sedikit kreativitas, para astronot dapat menemukan istirahat yang mereka butuhkan untuk menjelajahi kosmos dengan penuh energi.
Itulah penjelasan tentang bagaimana astronot tidur di angkasa. Meskipun berbeda dengan di Bumi, tidur di luar angkasa menjadi bukti kegigihan manusia dalam menaklukkan alam semesta. Para astronot, dengan dedikasi dan ketangguhan mereka, membuka jalan bagi masa depan penjelajahan ruang angkasa yang penuh mimpi dan inspirasi. Kalau Anda jadi astronot, kira-kira hal apa yang paling Anda rindukan di bumi? Pastikan kasur busa Inoac adalah salah satunya, ya!