Hampir semua orang tua pasti tahu bahwa salah satu ‘peperangan’ terbesar yang sering terjadi antara anak-anak dengan orang tuanya adalah mengenai waktu tidur. Banyak anak menolak tidur di malam hari dan alasannya berbeda-beda. Anak yang lebih besar –usia sekolah, misalnya, biasanya tidak mau tidur karena khawatir melewatkan sesuatu.
Anak yang usianya lebih kecil, seringkali tantrum sebelum tidur karena takut gelap atau mengompol. Ada juga anak-anak yang ingin memegang kendali atas waktu tidur mereka tanpa intervensi orang tuanya.
Anak Tantrum Menolak Tidur, Haruskah Dibiarkan?
Tidak disarankan untuk membiarkan anak tantrum menolak tidur. Tantrum dapat menjadi cara anak untuk berkomunikasi bahwa mereka merasa tidak nyaman atau tidak aman.
Membiarkan anak tantrum tanpa intervensi dapat memperburuk situasi dan membuat mereka lebih sulit untuk tidur. Ada beberapa alasan mengapa anak tantrum menolak tidur sebaiknya tidak dibiarkan:
- Tantrum dapat meningkatkan stres dan kecemasan
- Tantrum dapat membuat anak lebih lelah
- Tantrum dapat mengganggu produksi melatonin, hormon yang mengatur tidur
- Tantrum dapat merusak hubungan antara orang tua dan anak
- Anak bisa kehilangan waktu tidurnya dan akan terganggu aktivitasnya di siang hari.
Apa yang Harus Dilakukan untuk Mengatasi Anak Tantrum Menolak Tidur?
Cara mengatasi anak tantrum yang menolak untuk tidur sebenarnya berbeda-beda, tergantung usia mereka. Pada anak yang masih belum bisa berkomunikasi, Anda perlu mencari tahu hal apa yang membuat anak merasa tidak nyaman. Mungkin popoknya perlu diganti, mungkin dia kelaparan dan lain sebagainya.
Simak beberapa cara mengatasi anak yang menolak tidur berdasarkan usianya berikut ini!
Untuk Anak-anak yang Masih Kecil
Perlu dicatat bahwa anak-anak masih dalam tahap perkembangan di mana keterampilan pemecahan masalah, impulsivitas, dan pengendalian diri mereka masih berkembang. Mereka mungkin sulit dalam mengelola rasa frustrasi mereka. Untuk itu, ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan:
- Tidur yang Menyenangkan. Penting untuk memastikan bahwa waktu tidur tidak menjadi pengalaman yang tidak menyenangkan bagi anak-anak. Hal ini karena jika tidur menjadi sumber frustrasi bagi mereka, perilaku mereka cenderung memburuk dan situasi bisa menjadi tidak menyenangkan
- Menghindari Argumen dan Konfrontasi. Penting untuk menghindari membuat waktu tidur menjadi momen konfrontasi atau argumen dengan anak-anak. Ini tidak berarti memberi mereka imbalan atau membuatnya menjadi menyenangkan secara bujukan. Intinya adalah untuk tidak membuat situasi menjadi lebih buruk dengan mencari pertengkaran atau menyebabkan ketidaknyamanan
- Menjaga Keamanan dan Kesejahteraan Anak. Tujuan utama dari pendekatan ini adalah untuk menjaga keamanan dan kesejahteraan anak. Ini berarti memastikan bahwa tidur tidak menjadi sumber stres atau konflik yang berkelanjutan di antara anggota keluarga.
Untuk Anak yang Lebih Besar
Untuk anak yang sudah berusia remaja atau menjelang puber (12 tahun ke atas), pendekatan yang dibutuhkan sedikit berbeda. Mereka bisa jadi sudah berada di dalam kamar tapi malah melakukan aktivitas lain seperti bermain HP, berkirim pesan dengan temannya dan lain sebagainya.
Aturan mengenai waktu tidur bagi remaja yang lebih tua cenderung lebih fleksibel, tergantung pada seberapa baik mereka dapat bangun di pagi hari dan menghadiri kewajiban mereka tanpa kesulitan. Jika mereka dapat mematuhi aturan alarm dan tetap berfungsi dengan baik sepanjang hari, beberapa orang tua mungkin tidak terlalu khawatir tentang aktivitas malam hari mereka.
Sebaliknya, jika sampai anak mengalami kesulitan bangun pagi dan menyebabkan mereka terlambat ke sekolah, orang tua mungkin perlu membuat aturan yang lebih ketat seperti mengambil ponsel mereka sebelum masuk ke kamar dan membuat rutinitas bersama sebelum tidur.
Cara lain yang tidak kalah penting untuk memastikan seluruh keluarga mendapatkan waktu tidur yang dibutuhkan adalah dengan menyiapkan perlengkapan yang berkualitas. Beberapa di antaranya bisa Anda temukan di Inoac.