Kesehatan Pikiran, lifestyle

Parents, Kenalkan Open-Ended Play pada Balita Anda di Rumah!

apa itu open-ended play

Ketika anak Anda mengubah kardus bekas menjadi rumah boneka, atau menjadikan sendok kayu sebagai mikrofon untuk bernyanyi di ruang tamu, Anda sedang menyaksikan keajaiban open-ended play. Tapi, apa itu open-ended play? Open-ended play adalah jenis permainan tanpa aturan khusus atau tujuan akhir yang ditentukan. Artinya, anak bebas menentukan bagaimana mereka ingin bermain dan mengekspresikan kreativitas mereka tanpa takut salah.

Menurut para ahli perkembangan anak, open-ended play sangat penting terutama bagi balita—anak usia 1 hingga 5 tahun—karena pada masa inilah terjadi 90% perkembangan otak mereka. Jenis permainan ini membantu meningkatkan kemampuan berpikir kritis, regulasi emosi, daya tahan terhadap frustrasi, keterampilan motorik halus dan kasar, serta tentu saja, kreativitas.

Permainan untuk Balita yang Mendukung Open-ended Play

Mungkin Anda bertanya-tanya, permainan seperti apa yang bisa Anda sediakan di rumah untuk mendukung open-ended play? Kabar baiknya, tidak semua harus mahal atau dari toko mainan eksklusif. Beberapa benda sederhana yang mungkin sudah Anda miliki di rumah bisa menjadi alat bermain yang luar biasa. Berikut beberapa ide:

  • Balok bangunan (wooden blocks) dari kayu atau plastik yang tidak memiliki bentuk khusus. Mainan ini membantu anak mengembangkan keterampilan motorik halus sekaligus belajar konsep keseimbangan dan struktur
  • Magnetic tiles, yang bisa disusun menjadi bangunan, robot, atau bentuk imajinatif lainnya. Permainan ini juga merangsang pemahaman awal tentang bentuk geometri dan kekuatan magnet
  • Play silks atau kain warna-warni yang bisa dijadikan jubah, tenda, laut, langit, dan sebagainya. Play silks mendukung permainan dramatis yang melatih ekspresi emosi dan imajinasi anak
  • Figur binatang kecil, ideal untuk bermain peran dan membangun dunia imajinasi. Melalui permainan ini, anak dapat mengenali berbagai jenis hewan sambil belajar bercerita dan berempati
  • Kardus bekas, botol plastik kosong, sendok kayu—benda-benda ini bisa berubah menjadi apa pun yang dibayangkan anak.

Kunci terpenting dalam open-ended play adalah memilih mainan atau benda yang tidak membatasi kreativitas anak. Jika sepuluh anak bermain dengan mainan yang sama namun menghasilkan sepuluh bentuk permainan yang berbeda, maka mainan tersebut sudah termasuk open-ended.

Peran Orang Tua dalam Open-ended Play

Sebagai orang tua, tugas Anda bukan memberikan instruksi, melainkan mendampingi, mengamati, dan merespons dengan positif. Saat anak menyebut acorn sebagai “anjing kecil” atau menggunakan mainan roti sebagai ponsel, alih-alih mengoreksi, ikutlah bermain. Tanyakan apa nama anjing kecil itu atau siapa yang sedang mereka hubungi. Respons semacam ini memberi validasi pada imajinasi mereka dan mendorong mereka untuk mengeksplorasi lebih jauh.

Hindari mainan elektronik yang hanya memiliki satu cara bermain, karena hal itu cenderung membatasi kreativitas. Fokuslah pada kesederhanaan. Bahkan, sebuah kardus besar dan beberapa krayon bisa jadi lebih menarik dan bermanfaat dibanding mainan mahal yang menyala-nyala.

Dengan memperkenalkan open-ended play, Anda memberi anak kebebasan untuk mengeksplorasi dunia dengan cara mereka sendiri. Permainan ini bukan hanya menyenangkan, tapi juga memperkuat berbagai aspek perkembangan anak yang akan berguna seumur hidup. Jadi, yuk mulai isi waktu bermain si kecil dengan permainan untuk balita yang sifatnya terbuka, fleksibel, dan penuh imajinasi!

Selain menyediakan beragam mainan, mendukung tumbuh kembang si kecil dapat dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya menyediakan kamar yang nyaman dengan perlengkapan tidur berkualitas dari Inoac.

Tagged ,

About tokoinoac.com

Toko INOAC merupakan toko resmi kasur busa dan sofa bed yang diproduksi oleh PT. Inoac Polytechno Indonesia.
View all posts by tokoinoac.com →

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *